JANTUNG RUSAK KEMBALI SEHAT DENGAN OLAHRAGA 30 MENIT
Posted: Sabtu, 10 November 2012 by Ajiex Estrada in Labels: Artikel Kesehatan
0
Sebuah penelitian menemukan bahwa melakukan olahraga setiap hari dapat memperbaiki kerusakan yang diakibatkan serangan jantung. Para peneliti menemukan untuk pertama kalinya bahwa olahraga secara teratur dapat membuat sel-sel induk jantung aktif kembali. Hal ini akan memicu pertumbuhan otot jantung yang baru.
Sebelumnya para ilmuwan telah menemukan bahwa sel-sel induk bisa memproduksi jaringan baru melalui suntikan bahan kimia yang dikenal sebagai faktor pertumbuhan. Penelitian baru ini menemukan bahwa olahraga sederhana ternyata juga memiliki efek yang sama.
Para peneliti dari Liverpool John Moores University menemukan bahwa sebagian kerusakan akibat penyakit jantung atau gagal jantung bisa diperbaiki dengan cara 30 menit berjalan kaki atau bersepeda setiap hari yang cukup menghasilkan keringat.
Dalam penelitian terhadap tikus, peneliti menemukan bahwa olahraga dalam intensitas tersebut dapat mengaktifkan lebih dari 60 persen sel-sel induk jantung. Padahal, biasanya sel-sel induk ini sudah tidak aktif pada tikus dan orang dewasa.
Laporan penelitian yang dimuat European Heart Journal menjabarkan, setelah melakukan olahraga selama 2 minggu, tikus mengalami peningkatan jumlah cardiomyocites atau sel-sel pemicu detak jantung sebanyak 7 persen.
"Olahraga meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan yang mengaktifkan sel-sel induk untuk memperbaiki jantung. Temuan ini adalah yang pertama kalinya menemukan adanya potensi ini," kata peneliti, Dr Georgina Ellison seperti dikutip dari Telegraph, Senin (5/11/2012).
Dr Ellison menegaskan, meskipun pasien kerusakan jantung yang parah mungkin tidak mampu melakukan olahraga secara intensif, olahraga untuk pasien seperti ini dapat dilakukan dengan cara jogging atau bersepeda selama 30 menit sehari. Durasi ini dianggap masih aman dan tidak membahayakan kesehatan.
Namun memang, Dr Ellison mengakui bahwa efeknya akan lebih besar jika olahraga dilakukan dengan intensitas yang lebih tinggi. Karena penelitian ini masih dilakukan pada tikus, penelitian lebih lanjut terhadap manusia masih perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hasilnya.(pah/nvt)